kita pernah membagi cahaya di keremangan kota, di mana setiap kerlipnya menawarkan tawa, meredup lemah jadi cerita
aku, lampulampu redup di taman kota. diam, sebisu masa lalu, perlahan-lahan padam seperti matamu
kotamu hatimu, pernah menitipkan cahaya remang pinggir jalan, saat pelukan kita tiba-tiba renggang
Hatimu kota tua, aku musafir cinta yg ber kelana, singgah menawarkan aneka cat warna. di hati mu
Setajam apakah malam mengiris heningmu, kotaku, membagiku sebagai belahan rindu yang esok kautunggu.
Separuh jiwaku masih tertinggal di sudut kotamu, terkepung kenangan. dan ragu
Rasanya aku berada di kota mati, sebab engkau pergi dan membiarkan jantung ini berdetak sendiri.
dan Aku menyerah di kotamu, rindu yang selalu berputar pada jalan kenangan,dan lorong-lorong kesunyian hanya bisa diakhir oleh jaman dan waktu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar